Senin, 05 Mei 2014 0 komentar

PHYLUM MOLLUSCA


A. Pengertian 

Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi Filum Mollusca adalah kelompok hewan invretebrata yang memiliki tubuh lunak. Tubuh lunaknya itu dilindungi oleh cangkang, meskipun ada juga yang tidak bercangkang. Mollusca yang sudah tidak asing lagi bagi kita adalah siput. Siput merupakan salah satu Mollusca yang teramsuk ke dalam kelas gastropoda. yaitu berjalan dengan menggunakan perutnya. Mollusca muncul sejak zaman Kambrium hingga sekarang. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu jenis dalam bentuk fosil. 


B. Ciri – ciri Mollusca
  1. Mollusca simetri tubuh bilateral. 
  2. Mollusca memiliki tiga bagian tubuh yang utama, yaitu kaki yang berfungsi sebagai alat gerak; massa visera; tempat terdapatnya organ dalam; dan mantel, yang membentuk rongga berisi cairan tempat lubang insang dan anus. 
  3. Mollusca yang hidup di perairan bernapas menggunakan insang, sedangkan yang hidup di daratan menggunakan rongga mantel berpembuluh darah sebagai pengganti paru-paru. 
  4. Mollusca merupakan hewan heterotrof. Hewan ini memakan hewan kecil lainnya, seperti ganggang, udang, dan Mollusca lainnya. 
  5. Mollusca makan dengan menggunakan struktur seperti lidah yang memiliki gigi untuk menggerus makanannya. Lidah bergigi ini disebut radula. 
  6. Mollusca dapat ditemukan secara luas di laut, air tawar, dan daratan. Akan tetapi, Mollusca paling banyak terdapat di laut. Mollusca merupakan hewan triploblastik selomata.
  7.  Reproduksi Mollusca terjadi secara seksual dengan cara fertilisasi internal. 
  8. Mollusca ada yang berumah satu, yaitu jantan dan betina dalam satu individu. Akan tetapi, ada pula yang berumah dua, yaitu jantan dan betina terpisah. 
  9. Selain bertubuh lunak, hewan ini ditandai dengan tubuh yang simetri bilateral dan tubuh yang tidak beruas-ruas. 
  10. Pada umumnya, tubuh Mollusca juga ditutupi oleh cangkang yang terbuat dari zat kapur (kalsium karbonat), berfungsi melindungi organ-organ dalam.

C. Klasifikasi Phylum Mollusca

  1. Kelas Amphyneura
  2. Kelas Scaphopoda
  3. Kelas Pelecypoda
  4. Kelas Gastropoda
  5. Kelas Chepalopoda


Kelas Amphyneura

Fosil jarang terdapat ( umur: Kambrium – sekarang).Anggota-anggota kelas ini secara jelas adalah hewan-hewan bilateral simentris kaki terletak ventral memanjang. Ruang mantel mengandung banyak insang disebelah lateralnya, permukaan dorsal tertutup dengan spikula-spikula berlendir atau yang lebih tipikal. Semua Amphineura hidup di laut bersifat diesius atau hermaprodit. 

Contoh spesiesnya Chiton (Cryptochiton sp.) adalah hewan laut dengan bentuk oval dan cangkang yang terbagi menjadi delapan lempengan dorsal (namun demikian, tubuhnya sendiri tidak bersegmen). Biasanya chiton ini yang melekat ke batuan di sepanjang pantai pada saat pasang surut. chiton dengan kakinya, yang bertindak sebagai mangkuk penyedot, begitu kuat dan hebat menjerat batuan. Menggunakan kaki berotot tersebut, chiton dapat merangkak secara perlahan-lahan di atas permukaan batuan. Chiton menggunakan radulanya untuk memotong dan menelan alga. 

Saluran Pencernaan makanan: terdiri atas mulut yang dilengapi dengan lidh parut, yaitu lidah dengan gigi tersusun dari zat kitin. Lidah ini disebut radula. Dari mulut, saluran pencernaan masuk ke lambung(ventrikulus), usus(intestium), dan anus. Sistem peredaran darah: dipompa menuju insang melalui aorta dan sinus. Hewan ini memiliki dua ginjal untuk membuang zat sisa. Hewan ini berkembangbiak dengan cara fertilisasi secara eksternal. Larva trokofor.

Kelas Scaphopoda
Hewan ini hanya mempunyai anggota kira-kira dua ratus spesies. Scaphopoda hidup di laut pada pantai-pantai yang berlumpur. Cangkoknya berbentuk taring atau terompet dengan kedua ujung yang terbuka. Jika kita berkaryawisata ke pantai, kita sering menemukan cangkoknya. Panjang tubuhnya sekitar 2,5 – 5 cm. Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan mikrofauna. Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia, sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel. Hewan ini mempunyai kelamin terpisah.


Kelas Pelecypoda
Berasal dari kata “Pelekys” yaitu kapak kecil dan “Pous” yaitu kaki. Jadi Pelecypoda adalah binatang yang mempunyai kaki mirip kapak kecil disebut juga Lamellibranchia
( lempeng kecil ).
Binatang dari phylum ini memiliki insang, test dari kulit kerang (bivalve) dimana dua valve ini dihubungkan dengan sistem engsel yang terdiri dari gigi dan socket. Bagian dalam test ini dilapisi oleh membran yang tipis dimana kearah posteior kulit mantel dapat membentuk saluran – saluran. Pada umumnya Pelecypoda yang hidup di lumpur mempunyai siphon yang lebih besar dibandingkan yang hidup di laut.

Klasifikasi Pelecypoda:
Ordo Taksodonta 
Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen, mempunyai gigi yang hampir sama besar dan berjumlah 35 buah 

Ordo Anisomyaria 

Mempunyai kisaran umur Ordovisium-Resen. Mempunyai dua muscle scar, dimana muscle scar bagian belakang (posterior) lebih besar dari anterior, serta mempunyai gigi dan socket dua buah 
Ordo Eulamellibranchiata 

Mempunyai anterior muscle scar yang lebih kecil dari posterior muscle scar, tetapi umumnya sama besar dimana gigi dan susunan giginya tidak sama besar 

Kelas Gastropoda
Gastropoda berasal dari kata “gaster” yaitu perut dan “podos” yaitu kaki. Jadi Gastropoda adalah hewan yang bertubuh lunak, berjalan dengan perut yang dalam hal ini disebut kaki. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu melakukan autofertilisasi. Beberapa contoh Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput air tawar (Lemnaea javanica), siput laut (Fissurella sp), dan siput perantara fasciolosis (Lemnaea trunculata). 

Ciri – ciri Gastropoda:

  1.  Hidup di air laut & air payau 
  2. Rumahnya terdiri dari satu test yang terputar (terpilin) memanjang melalui satu sumbu 
  3. Tubuhnya terdiri dari kepala, kaki dan alat pencernaan 
  4. Kepala dilengkapi dengan alat pengunyah yang disebut rongga mantel (berfungsi sebagai insang pada air laut & berfungsi sebagai paru-paru pada lingkungan darat 
  5. Test terdiri dari zat gampingan dan terputar secara spiral melalui satu garis lurus (putaran involut & evolut)
  6. Arah putaran test gastropoda terdiri dari Dextral (searah jarum jam) & Sinistral (berlawanan putaran jarum jam) 


Klasifikasi Gastropoda:
Subclass Protogastropoda
  • Ordo Cynostraca
  • Ordo Cochliostracea

Subclass Prosobranchia

  • Ordo Archaeogastropoda 
  • Ordo Mesogastropoda 
  • Ordo Neogastropoda

Subclass Opisthobranchia

  • Ordo Pleurocoela 
  • Ordo Pteropoda 
  • Ordo Acoela 

Subclass Pulmonata 

  • Ordo Basommatophora 
  • Ordo Stylommatophora 


Manfaat Gastropoda Dalam Geologi Khususnya Stratigrafi
Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies akan mencirikan lapisan tertentu.
Ostingh, seorang ahli aleontology telah berhasil menyusun stratigrafi Neogen P. Jawa yang didasarkan atas fosil indeks gastropoda. 

Kelas Cephalopoda
Chepalopoda berasal dari kata “cephale” yaitu kepala dan “podos” yaitu kaki. Chepalopoda adalah mollusca yang berkaki di kepala. Cumi-cumi dan gurita adalah Cephalopoda yang cukup dikenal. Pada cumi-cumi, rangka dalam tubuhnya dihasilkan dari zat hasil sekresi internal oleh mantel. Adapun, gurita tidak memiliki rangka sama sekali. Cephalopoda memakan hewan-hewan kecil dan invertebrata lainnya.
Di samping itu, semua anggotanya tidak memiliki cangkang, kecuali spesies Nautilus. Cephalopoda merupakan Mollusca dengan kepala yang jelas dan mata yang besar. Kaki otot dimodifikasi menjadi tangan, tentakel sekeliling mulut, dan corong yang merupakan saluran keluar dari rongga mantel. Pada Cephalopoda, kaki telah berevolusi menjadi lengan yang panjang dekat kepala. Cumi-cumi memiliki 10 lengan, sedangkan gurita memiliki 8 lengan. Cephalopoda menggunakan lengannya ini untuk menangkap mangsanya dan memasukkannya ke dalam mulut. Semua Cephalopoda adalah karnivor. Dalam mulutnya, terdapat beberapa pasang struktur seperti gigi yang digunakan untuk menggigit dan merobek mangsanya. 

Sebagian besar Cephalopoda mempunyai kelenjar tinta. Pada kulit Cephalopoda mengandung kromatofor, yaitu pigmen yang memungkinkan tubuhnya berubah warna. Cephalopoda mempunyai peran yang cukup penting dalam ekosistem. Mereka merupakan mata rantai penting dalam jaring makanan pada ekosistem laut. Berbagai ikan memangsa cumi-cumi sebagai sumber makanannya. Selain itu, cumi-cumi dan sotong merupakan makanan laut yang digemari manusia.


0 komentar

Perbedaan Karakteristik fosil Thanatocoenosis dan bioceonosis

Definisi
BIOCOENOSIS: Biocoenosis berasal dari kata bios yang artinya hidup dan koinos yang berarti kumpulan sehingga Biocoenosis dapat diartikan sebagai kumpulan organisme yang hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu tempat/lingkungan pengendapan yang sama/biotope. fosil-fosil yang termendap kan di tempat dimana mereka hidup, atau bisanya disebut degan natural fosil.

THANATOCOENOSIS: Thanatocoenosis berasal dari kata thanatos yang artinya mati dan koinos yang berarti kumpulan sehingga Thanatocoenosis adalah organisme mati/fosil yang dapat berasal dari satu atau beberapa biotape dan tertransport setelah mati ke dalam suatu lingkungan pengendapan, di mana sisa-sisa organisme tersebut secara keseluruhan atau sebagian merupakan pembentuk sedimen yang bersangkutan. fosil-fosil yang telah diditransport sebelum terendapkan pada sutau lapisan batuan.

Berdasarkan definisi diatas dan emgnacu pada studi mikrofosil khusunya foraminifera kita daapt mengaitkan contoh masing-masing fosil diatas dari cara hidup foraminifera sendiri, kita ketahui bahwa foraminfera mempunyai jenis yang berbeda berdasarkan cara hidupnya, yaitu :


Foraminifera Bentik
Foraminifera bentik hidup di lapisan sedimen hingga kedalaman beberapa puluh sentimeter, sedangkan Foraminifera planktonik hidup didaerah perairan. Foraminifera planktonik tersebar luas di laut-laut terbuka dengan kedalam air lebih dari 10 meter.Sehingga keterkaitannya dengan jenis fosilnya adalah dapat dikatakan sebagai biocoenosis fosil atau fosil yagn hidup dan mati pada suatu lingkungan yang sama.


Foraminifera Planktonik

Foraminifera planktonik jumlah genusnya sedikit, tetapi jumlah spesiesnya banyak. Plankton pada umumnya hidup mengambang di permukaan laut dan fosil plankton ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi, keterkaitannya dengan jenis fosil diatas yaitu foraminifera dapat disebut sebagai thanatacoenosis fosil karena ia akan diendapakan setelah tertransportasi.

Berdasarkan karakteristik yang dimiliki oleh jenis fosil tersebut jelas memiliki perbedaan, perbedaan itu dapat terlihat dari ciri fosil tersebut. berikut adalah Beberapa contoh perbedaan tersebut ,mengacu pada mikrofosil foraminifera planktonik dan bentonik diantara lain sebagai berikut :

Fosil Biocoenosis
Contoh dari fosil biocoenosis adalah foraminfera bentos yaitu, Miniacina miniacea, secara karakteristik terlihat jelas perbedaan dari fosil biocoenosis dengan thanatocoenosis, karena dari cara hidupnya mereka membutuhkan bentuk tubuh dan juga bagian tubuh yang berbeda. untuk contoh foraminifera bentos diatas yang hidupnya menambat, diperlukan bentukan seperti kaki untuk melekatkan diri pada tempat ia hidup dan juga terlihat ia tak perlu cangkang yang tebal sebab ia tidak perlu untuk menghindari mangsa yang biasa mengancam pada foraminfera palnktonik.

Fosil biocoenosis,
atau fosil yang terendapkan pada daerah dimana ia hidup dissini kita hubungkan dengan fosil foraminifera bentonik biasanya digunakan sebagai :

  1. Menentukan umur relative batuan sedimen menggunakan biozonasi foraminifera bentos besar. 
  2. Menentukan lingkungan pengendapan batuan sedimen. 
  3. Menentukan paleoklimatologi atau iklim di masa lampau. 

Fosil Thanatocoenosis
Contoh foraminifera yang akan menjadi tahnatocoenosis fosil adalah foraminifera planktonik yang mana pada gambar yaitu Globigerinoides subquadratus , Tentang ciri dan karakteristik yang ditunjukkan terdapat perbedaan dengan foraminifera bentos yang hidup secara menambat, foraminifera planktonik tidak perlu bagian tubuh yang digunakan untuk menambat pada dasar. foraminifera planktonik juga memiliki cangkang yang trochospiral dan juga cangkang dari test hyaline, betuk testnya rata-rata membulat.

Secara pemanfaatan juga memiliki perbedaann antara fosil biocoenosis dan thanatocoenosis terkait dengan mikrofosil foraminifera, berikut adalah perbedaannya :

Fosil Thanatacoenosis, atau
fosil fosil yang mengalami transportasi sebelum ia terendapakna disini kita hubungkan dengan fosil foraminifera plankton biasanya banyak digunakan untuk keperluan :
  1. Sebagai Indikator Lingkungan pengendapan 
  2. Sebagai indikator suhu . 







 
;