Sabtu, 04 Januari 2014

CARA PEMERIAN MINERAL


 Sifat-Sifat Fisik Mineral 

Macam-macam sifat fisik mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral secara megaskopis adalah:
1.            Warna (Colour)
2.            Perawakan Kristal (Crystal Habit)
3.            Kilap (Luster)
4.            Kekerasan Mineral (Hardness)
5.            Gores (Streak)
6.            Belahan (Cleavage)
7.            Pecahan (Fracture)
8.            Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
9.            Berat Jenis (Spesific Gravity)
10.        Kemagnetan (Magnitisme)
11.        Rasa dan Bau (Taste and Odor)
12.        Derajat Ketransparanan

  Warna (Colour)
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna ini penting untuk membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna asli elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Banyak pula mineral yang dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya ; Albit (bahasa Yunani albus = putih), Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau), Melanit (bahasa Yunani melas = hitam), Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu), Eritorit (bahasa Yunani erythos =merah).
Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

a.   Idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak) seperti galena, magnetit, pirit dan lain-lain.

b.      Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap atau berubah-ubah, tergantung dari pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya seperti kuarsa. Kuarsa merupakan mineral yang tidak berwarna namun karena adanya pengotor maka kuarsa memiliki berbagai variasi warna seperti ungu (amesthyst), merah jambu (rose quartz), serta coklat kehitaman.

Perawakan Kristal (Crystal Habit)
Apabila dalam pertumbuhannya suatu mineral tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang ditemukan di alam karena gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang dijumpai di alam sering memiliki bentuk yang tidak berkembang sebagaimana mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokan mineral ke dalam sistem kristalografi atau biasa disebut dengan amorf. Sebagai gantinya dipakai istilah perawakan kristal (Crystal Habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. 

Perawakan kristal dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu:

1.      Perawakan Memanjang (Elongated Habits):
a.       Meniang (Columnar), bentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya tourmaline, pyrolucite, wollastonite.

b.      Menyerat (Fibrous), bentuk kristal yang menyerupai serat-serat kecil. Contohnya asbestos, gipsum, sillimanite, tremolite, phyrophillite.

c.       Menjarum (Acicular), bentuk kristal yang menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya natrolite, glaucophane.

d.      Menjaring (Reticulated), bentuk kristal yang kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring. Contohnya rutile, cerussite.

e.       Membenang (Filliform), bentuk kristal kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya silver.

f.       Merambut (Cappilery), bentuk kristal yang kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya cuprite, bysolite.

g.      Mondok (Stout), bentuk kristal pendek, gemuk, sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek dari sumbu lainnya. Contohnya zircon.

h.      Membintang (Stellated), bentuk kristal yang tersusun menyerupai bintang. Contohnya phyrophyllite.

i.        Menjari (Radiated), bentuk kristal yang tersusun menyerupai jari-jari. Contohnya markasit.

2.      Perawakan Mendatar (Flattened Habits):
a.       Membilah (Bladed), bentuk kristal yang panjang dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dan tebal sangat jauh. Contohnya kyanite, kalaverit.

b.      Memapan (Tabular), bentuk kristal pipih menyerupai bentuk papan, dimana perbandingan lebar dan tebal tidak terlalu jauh. Contohnya barite, hematit, hypersthene.

c.       Membata (Blocky), bentuk kristal tebal menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama. Contohnya microcline.

d.      Mendaun (Foliated), bentuk kristal pipih dengan melapis (lamellar) perlapisan yang mudah di kupas atau dipisahkan. Contohnya mika, talc, chlorite.

e.       Memencar (Divergent), bentuk kristal yang tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka. Contohnya gipsum, millerite.

f.       Membulu (Plumose), bentuk kristal yang tersusun membentuk tumpukan bulu. Contohnya mica.

3.      Perawakan Berkelompok (Rounded Habits):
a.       Mendada (Mamilarry), bentuk kristal bulat-bulat menyerupai buah dada. Contohnya malachite.

b.      Membulat (Colloform), bentuk kristal yang menunjukan permukaan yang bulat-bulat. Contohnya glauconite, cobaltite, bismuth, geothite, franklinite.

c.       Membulat Jari (Colloform Radial), bentuk kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari. Contohnya pyromorphite.

d.      Membutir (Granular), kelompok kristal kecil yang membentuk butiran. Contohnya olivine, anhydrite, chromite, sodalite,alunite.

e.       Memisolit (Pisolitic), kelompok kristal lonjong sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contohnya gibbsite, pisolitic, limestone.

f.       Stalaktit (Stalactitic), bentuk kristal yang membulat dengan litologi gamping. Contohnya geothite.

g.      Mengginjal (Reniform), bentuk kristal yang menyerupai bentuk ginjal. Contohnya hemathite.

 Kilap (Luster)
Adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral. Hal ini tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparasi). Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap nonlogam. Kilap logam memberikan kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit. Kilap nonlogam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap non logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis.  

Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
1.      Kilap kaca (vitreous luster)
Kilap seperti pada pecahan kaca. Contohnya kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet, leucit.

2.      Kilap intan (adamantine luster)
Kilap yang sangat cemerlang seperti berlian. Contohnya intan, zircon, kasiterit, rutil.

3.      Kilap damar (resinous luster)
Kilap seperti pada damar, kombinasi dari warna kuning dan coklat. Contohnya sfalerit, monasit.

4.      Kilap lemak (greasy luster)
Kilap seperti lemak, seakan-akan berlapis dengan lemak. Contohnya  nefelin, halit yang sudah berhubungan dengan udara bebas.

5.      Kilap sutera ( silky luster)
Kilap seperti sutera, biasanya terdapat pada mineral-mineral yang menyerat. Conthnya  aktinolit, asbes, serpenten dan gips.

6.      Kilap mutiara ( pearly luster)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat pada bidang-bidang belah dasar. Contohnya talk, mika, opal, brukit, gips yang kristalnya kasar.

7.      Kilap tanah (earthy luster)
Kilap yang biasanya terlihat pada mineral-mineral yang kompak. Contohnya, diatomea, bauksit,  kaolin, pirolusit, limonit.

8.      Kilap lilin (waxy luster)
Kilap seperti lilin. Contohnya serpenten, cerargirit.

Kekerasan Mineral (Hardness)
Kekerasan mineral diperlukan untuk mendapatkan perbandingan kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lain, dengan cara mengadakan saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa kekerasan mineral ke segala arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros kristalografinya. Sehingga untuk mineral satu mungkin ke segala arah sama keras dan untuk mineral lainnya tidaklah demikian. Untuk menguji kekerasan yang lazim ditentukan dengan menggunakan skala kekerasan Mosh yang terdiri dari 10 macam kekerasan berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras.

     Dalam keadaan lain dapat juga terjadi umpama suatu mineral katakanlah tergores oleh kwarsa tetapi tidak tergores oleh ortoklas, di sini kita hadapi mineral yang memepunyai kekerasan 6½.

   Janganlah menguji pada satu muka mineral saja, tetapi juga pada bagian muka lainnya, sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.

Tabel 3.1 Skala Kekerasan Mohs
Kekerasan
Mineral
Keterangan
1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
Talk (Mg3Si4O10(OH)2)
Gipsum (CaSO4.2H2O)
Kalsit (CaCO3)
Flourit (CaF2)
Apatit (Ca5(PO4)3(OH,Cl,F))
Ortoklas (KAlSi3O8)
Kwarsa (SiO2)
Topas (Al2SiO4(OH,F)2
Korondom (Al2O3)
Intan (C)
Tergores kuku
Tergores kuku, kekerasan kuku =2
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores pecahan botol, atau pisau
Tergores dengan sukar oleh pisau
Tergores pisau atau pecahan botol.
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas , maka di bawah ini akan disajikan beberapa alat penguji sederhan standar kekerasan yaitu :
a.       Kuku jari manusia, H=2,5
b.      Kawat tembaga, H=3
c.       Pecahan kaca, H=5,5-6
d.      Pisau baja, H=5,5-6
e.       Kikir baja, H=6,5-7

Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi oleh kawat tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.

Gores  (Streak)
Adalah warna mineral dalam bentuk bubuk atau serbuk. Hal ini dapat diperoleh bila mineral digoreskan pada keping porselen, atau dengan menumbuk mineral hingga menjadi bubuk, kemudian warna bubuk itu diamati. Gores atau cerat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna gores tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah. 

Contohnya :
a.  Pirit, berwarna kekemasan namun jika digoreskan pada plat porselin akan   meninggalkan cerat berwarna hitam.
b.  Hematite, berwarna merah namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan cerat berwarna merah kecoklatan.
c.       Augite, ceratnya berwarna abu-abu.
d.      Orthoklas, ceratnya berwarna putih.

Belahan (Cleavage)
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa mineral untuk pecah atau membelah  melalui bidang lemah yang terdapat pada struktur kristalnya. Yang dimaksud dengan belah di sini adalah bila mineral  dipukul tidak hancur tetapi terbelah-belah melalui bidang-bidang belah yang licin. Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut. 

Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
1.      Sempurna (perfect)
 Bila mineral mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Contohnya muscovite, calcite, galena, halite.

2.      Baik (good)
Bila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang belahannya. Contohnya: feldspar, augite, hyperstene, diopsite, rhodonite.

3.      Jelas (distinct)
Bila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata. Contohnya: hornblende, feldspar, staurolite, scapolite, , anglesite, scheelite.

4.      Tidak jelas (indistinct)
Bila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar. Contohnya: platina, beryl, gold, corondum, magnetite.

5.      Tidak sempurna (imperfect)
Bila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata. Contohnya: apatite, cassiterite, native sulphu

Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan dapat dibagi menjadi :
a.       Belahan 1 arah, contohnya muskovit.
b.      Belahan 2 arah saling tegak lurus, contohnya feldspar.
c.       Belahan 2 arah tidak saling tegak lurus, contohnya amphibol.
d.      Belahan 3 arah saling tegak lurus, contohnya halit, galena.
e.       Belahan 3 arah tidak saling tegak lurus, contohnya kalsit.
f.       Belahan 4 arah, contohnya flourit.

Pecahan (Fracture)
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak teratur. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya maka mineral tersebut akan pecah. 

Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1.      Pecahan konkoidal (Conchoidal)
Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung di permukaan. Bentuknya menyerupai pecahan botol atau kulit bawang. Contohnya: quartz, cerrusite, anglesite, obsidian, rutile, zincite.

2.      Pecahan berserat/fibrus (Splintery)
Pecahan mineral yang menunjukkan kenampakan seperti serat. Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut. Contohnya asbes, augit, fluorite, anhydrite, antigoite, hipersten, sepertine.

3.      Pecahan tidak rata (Uneven)
Pecahan mineral yang memperlihatkan permukaan bidang pecahnya tidak teratur dan kasar dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya: calcite, garnet, hematite, kalkopirit, magnetit, marcasite, chromite, orthoclas, rutile, rhodonite.

4.      Pecahan rata (Even)
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya lempung, biotite, talc, muscovite.

5.      Pecahan Runcing (Hacly)
Pecahan mineral yang permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing. Contohnya: mineral kelompok logam murni.

6.      Pecahan tanah (Earthy)
Pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya: kaolin, biotite, muscovite, talc.

Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Tenacity adalah reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan, pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan, ataupun penghancuran. Tenacity dapat dibedakan menjadi :

1.      Rapuh (Brittle)
Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contohnya: calcite, quartz, marcasite, hematite.

2.      Dapat Diiris (Sectile)
Apabila mineral mudah dipotong dengan pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung. Contohnya: gypsum, cerargyrite.

3.      Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat ditarik dan diulur seperti kawat. Bila ditarik akan menjadi panjang, dan apabila dilepaskan akan kembali seperti semula. Contohnya: silver, copper, olivine, cerrargyrite.

4.      Dapat Ditempa (Malleable)
Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih. Contohnya: gold, copper.

5.      Lentur (Elastis)
Dapat merenggang bila ditarik, dan akan kembali seperti semula bila dilepaskan. Contohnya: talc, gypsum, mica.

6.      Fleksibel (Flexible)
Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah. Contohnya: muscovite, hematite tipis.

Berat Jenis (Spesific Gravity)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut. 
Rumus perhitungan berat jenis yaitu :
Selain menggunakan rumus perhitungan di atas, berat jenis juga dapat dihitung dengan cara :

a.       Dengan Piknometer
Mineral ditimbang, misal beratnya = G gram. Piknometer penuh air dan mineral (diluar piknometer) bersama-sama ditimbang beratnya = p gram. Piknometer penuh air dimasuki mineral kemudian ditimbang beratnya = q gram.
Berat air yang tumpah = (p-q) gram.
Volume air yang tumpah = (p-q) cm3.
Jadi berat jenis mineral  =  gram/cm3

b.      Dengan Gelas Ukur
Mineral ditimbang misal beratnya =G gram.
Mineral diukur volumenya dengan gelas ukur misalnya = V cm3.
Jadi berat jenis mineral =  gram/cm3

Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti berat jenis mineral, biasanya dengan perkiraan yaitu berat, sedang atau ringan. Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya ; silikat, karbonat, sulfat dan halide yang memiliki berat jenis berkisar antara 2,2 – 4,0 gram/cm3  serta bijih logam, termasuk sulfide, dan oksida yang memiliki berat jenis berkisar antara 4,5 – 7,5 gram/cm3.

Kemagnitan (Magnitisme)
Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap gaya tarik magnit. Mineral dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik, seperti mineral Magnetit dan Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya magnit disebut mineral Diamagnetik, dan mineral yang hanya tertarik lemah dikatakan sebagai Paramagnetik.

   Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan pada seutas benang sebuah magnit dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya berarti mineral tersebut Magnetik. Kuat tidaknya bisa terlihat  dari besar kecilnya sudut yang dibuat benang tersebut dengan garis vertkal.


Rasa dan Bau (Taste and Odor)
Rasa hanya dijumpai oleh mineral-mineral yang bersifat cair seperti :
a.       Astringet : rasa yang pada umumnya dimiliki oleh sejenis logam
b.      Sweetist astringet : rasa seperti pada tawas
c.       Saline : rasa yang dimiliki garam
d.      Alkaline : rasa seperti pada soda
e.       Bitter : rasa seperti rasa garam pahit
f.       Cooling : rasa seperti rasa sendawa
g.      Sour : rasa seperti asam belerang

Bau (odor) dapat diketahui melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile melalui pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau (odor) akan menjadi ciri yang khas dari suatu mineral. Contohnya :
a.       Alliaceous : bau seperti bawang
b.      Sulphurous : bau belerang yang sangat menyengat
c.       Bituminous : bau seperti bau aspal
d.      Fetid : bau seperti telur busuk
e.       Argillaceous : bau seperti lempung basah

Derajat Ketransparanan
Transparansi menggambarkan seberapa baik cahaya melewati sampel mineral. Derajat ketransparanan mineral ini dibedakan menjadi :
1.      Transparan Mineral
Mineral-mineral yang tembus pandang sehingga suatu obyek dapat terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral tersebut. Contohnya kuarsa.

2.      Sub-Transparan Mineral
Mineral-mineral yang tidak terlalu tembus pandang sehingga obyek sulit terlihat.

3.      Translucent Mineral
Mineral-mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang atau obyek tidak terlihat. Contohnya kalsedon, gipsum dan kadang-kadang opal.

4.      Sub- Translucent Mineral
Mineral-mineral yang hanya dapat meneruskan cahaya hanya pada tepi kristal.

5.      Opaque Mineral
Mineral-mineral yang tidak tembus cahaya dan tidak tembus pandang atau obyek tidak terlihat. Mineral-mineral ini permukaannya memiliki kilau metalik, dan meninggalkan bekas hitam atau gelap. Contohnya logam-logam mulia, belerang, ferric oksida.


0 komentar:

Posting Komentar

 
;