Sifat-Sifat Fisik Mineral
Macam-macam
sifat fisik mineral yang terpenting dalam pengamatan mineral secara megaskopis
adalah:
2.
Perawakan
Kristal (Crystal Habit)
4.
Kekerasan
Mineral (Hardness)
8.
Daya
Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
9.
Berat
Jenis (Spesific Gravity)
10.
Kemagnetan
(Magnitisme)
11.
Rasa
dan Bau (Taste and Odor)
12.
Derajat
Ketransparanan
Warna mineral adalah warna yang kita tangkap dengan
mata bilamana mineral tersebut terkena sinar. Warna ini penting untuk
membedakan antara warna yang disebabkan oleh campuran atau pengotoran dan warna
asli elemen-elemen utama pada mineral tersebut. Banyak pula mineral yang
dinamakan berdasarkan warna mineralnya misalnya ; Albit (bahasa Yunani albus = putih), Chlorit (bahasa Yunani chloro = hijau), Melanit (bahasa Yunani melas = hitam), Rhodonit (bahasa yunani rodon = merah jambu), Eritorit (bahasa
Yunani erythos =merah).
Warna mineral dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Idiokromatik, bila warna mineral selalu tetap, umumnya
dijumpai pada mineral-mineral yang tidak tembus cahaya (opak) seperti galena,
magnetit, pirit dan lain-lain.
b. Alokromatik, bila warna mineral tidak tetap atau
berubah-ubah, tergantung dari pengotornya. Umumnya terdapat pada
mineral-mineral yang tembus cahaya seperti kuarsa. Kuarsa merupakan mineral
yang tidak berwarna namun karena adanya pengotor maka kuarsa memiliki berbagai
variasi warna seperti ungu (amesthyst),
merah jambu (rose quartz), serta
coklat kehitaman.
Perawakan Kristal (Crystal
Habit)
Apabila dalam
pertumbuhannya suatu mineral tidak mengalami gangguan apapun, maka mineral akan
mempunyai bentuk kristal yang sempurna. Tetapi bentuk sempurna ini jarang
ditemukan di alam karena gangguan-gangguan tersebut selalu ada. Mineral yang
dijumpai di alam sering memiliki bentuk yang tidak berkembang sebagaimana
mestinya, sehingga sulit untuk mengelompokan mineral ke dalam sistem
kristalografi atau biasa disebut dengan amorf. Sebagai gantinya dipakai istilah
perawakan kristal (Crystal Habit),
bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk
dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut.
Perawakan kristal dibagi menjadi 3
golongan besar yaitu:
1. Perawakan
Memanjang (Elongated Habits):
a.
Meniang
(Columnar), bentuk kristal prismatik
yang menyerupai bentuk tiang. Contohnya tourmaline, pyrolucite, wollastonite.
b.
Menyerat
(Fibrous), bentuk kristal yang
menyerupai serat-serat kecil. Contohnya asbestos, gipsum, sillimanite,
tremolite, phyrophillite.
c.
Menjarum
(Acicular), bentuk kristal yang
menyerupai jarum-jarum kecil. Contohnya natrolite, glaucophane.
d.
Menjaring
(Reticulated), bentuk kristal yang
kecil panjang yang tersusun menyerupai jaring. Contohnya rutile, cerussite.
e.
Membenang
(Filliform), bentuk kristal
kecil-kecil yang menyerupai benang. Contohnya silver.
f.
Merambut
(Cappilery), bentuk kristal yang
kecil-kecil menyerupai rambut. Contohnya cuprite, bysolite.
g.
Mondok
(Stout), bentuk kristal pendek,
gemuk, sering terdapat pada kristal-kristal dengan sumbu c lebih pendek dari
sumbu lainnya. Contohnya zircon.
h.
Membintang
(Stellated), bentuk kristal yang
tersusun menyerupai bintang. Contohnya phyrophyllite.
i.
Menjari
(Radiated), bentuk kristal yang
tersusun menyerupai jari-jari. Contohnya markasit.
2. Perawakan
Mendatar (Flattened Habits):
a.
Membilah
(Bladed), bentuk kristal yang panjang
dan tipis menyerupai bilah kayu, dengan perbandingan antara lebar dan tebal
sangat jauh. Contohnya kyanite, kalaverit.
b.
Memapan
(Tabular), bentuk kristal pipih
menyerupai bentuk papan, dimana perbandingan lebar dan tebal tidak terlalu
jauh. Contohnya barite, hematit, hypersthene.
c.
Membata
(Blocky), bentuk kristal tebal
menyerupai bentuk bata, dengan perbandingan antara tebal dan lebar hampir sama.
Contohnya microcline.
d.
Mendaun
(Foliated), bentuk kristal pipih
dengan melapis (lamellar) perlapisan
yang mudah di kupas atau dipisahkan. Contohnya mika, talc, chlorite.
e.
Memencar
(Divergent), bentuk kristal yang
tersusun menyerupai bentuk kipas terbuka. Contohnya gipsum, millerite.
f.
Membulu
(Plumose), bentuk kristal yang
tersusun membentuk tumpukan bulu. Contohnya mica.
3. Perawakan
Berkelompok (Rounded Habits):
a.
Mendada
(Mamilarry), bentuk kristal
bulat-bulat menyerupai buah dada. Contohnya malachite.
b.
Membulat
(Colloform), bentuk kristal yang
menunjukan permukaan yang bulat-bulat. Contohnya glauconite, cobaltite,
bismuth, geothite, franklinite.
c.
Membulat
Jari (Colloform Radial), bentuk
kristal yang membulat dengan struktur dalam memencar menyerupai bentuk jari.
Contohnya pyromorphite.
d.
Membutir
(Granular), kelompok kristal kecil
yang membentuk butiran. Contohnya olivine, anhydrite, chromite,
sodalite,alunite.
e.
Memisolit
(Pisolitic), kelompok kristal lonjong
sebesar kerikil, seperti kacang tanah. Contohnya gibbsite, pisolitic,
limestone.
f.
Stalaktit
(Stalactitic), bentuk kristal yang
membulat dengan litologi gamping. Contohnya geothite.
g.
Mengginjal
(Reniform), bentuk kristal yang
menyerupai bentuk ginjal. Contohnya hemathite.
Adalah kenampakan hasil pantulan cahaya pada permukaan mineral.
Hal ini tergantung pada kualitas fisik permukaan (kehalusan dan transparasi).
Kilap dibedakan menjadi dua, yaitu kilap logam dan kilap nonlogam. Kilap logam memberikan
kesan seperti logam bila terkena cahaya. Kilap ini biasanya dijumpai pada mineral-mineral
yang mengandung logam atau mineral bijih, seperti emas, galena, pirit, kalkopirit.
Kilap nonlogam tidak memberikan kesan seperti logam jika terkena cahaya. Kilap
non logam biasanya terlihat pada mineral-mineral yang mempunyai warna-warna
muda dan dapat melukiskan cahaya pada bagian-bagian yang tipis.
Kilap jenis ini dapat dibedakan menjadi :
1.
Kilap kaca (vitreous luster)
Kilap seperti pada pecahan kaca. Contohnya
kwarsa, flourit, halit, karbonat, sulfat, silikat, spinel, corundum, garnet,
leucit.
2.
Kilap intan (adamantine luster)
Kilap yang sangat cemerlang seperti
berlian. Contohnya intan, zircon, kasiterit, rutil.
3.
Kilap damar (resinous luster)
Kilap seperti pada damar, kombinasi dari
warna kuning dan coklat. Contohnya sfalerit, monasit.
4.
Kilap lemak (greasy luster)
Kilap seperti lemak, seakan-akan
berlapis dengan lemak. Contohnya nefelin, halit yang sudah berhubungan dengan
udara bebas.
5.
Kilap sutera ( silky luster)
Kilap seperti sutera, biasanya terdapat
pada mineral-mineral yang menyerat. Conthnya
aktinolit, asbes, serpenten dan gips.
6.
Kilap mutiara ( pearly luster)
Kilap seperti mutiara, biasanya terlihat
pada bidang-bidang belah dasar. Contohnya talk, mika, opal, brukit, gips yang
kristalnya kasar.
7.
Kilap tanah (earthy luster)
Kilap yang biasanya terlihat pada mineral-mineral
yang kompak. Contohnya, diatomea, bauksit, kaolin, pirolusit, limonit.
8.
Kilap lilin (waxy luster)
Kilap seperti lilin. Contohnya serpenten,
cerargirit.
Kekerasan Mineral (Hardness)
Kekerasan mineral diperlukan untuk
mendapatkan perbandingan kekerasan mineral satu terhadap mineral yang lain,
dengan cara mengadakan saling gores antar mineral. Perlu diketahui bahwa
kekerasan mineral ke segala arah ditentukan oleh parameter tiap-tiap poros
kristalografinya. Sehingga untuk mineral satu mungkin ke segala arah sama keras
dan untuk mineral lainnya tidaklah demikian. Untuk menguji kekerasan yang lazim
ditentukan dengan menggunakan skala kekerasan Mosh yang terdiri dari 10 macam
kekerasan berturut-turut dari yang terlunak sampai yang terkeras.
Dalam keadaan lain dapat juga terjadi
umpama suatu mineral katakanlah tergores oleh kwarsa tetapi tidak tergores oleh
ortoklas, di sini kita hadapi mineral yang memepunyai kekerasan 6½.
Janganlah
menguji pada satu muka mineral saja, tetapi juga pada bagian muka lainnya,
sebab kemungkinan mineral tersebut kekerasannya tidak seragam pada segala arah.
Tabel 3.1 Skala
Kekerasan Mohs
Kekerasan
|
Mineral
|
Keterangan
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Talk (Mg3Si4O10(OH)2)
Gipsum (CaSO4.2H2O)
Kalsit (CaCO3)
Flourit (CaF2)
Apatit (Ca5(PO4)3(OH,Cl,F))
Ortoklas (KAlSi3O8)
Kwarsa (SiO2)
Topas (Al2SiO4(OH,F)2
Korondom (Al2O3)
Intan (C)
|
Tergores kuku
Tergores kuku,
kekerasan kuku =2
Tergores
pecahan botol, atau pisau
Tergores
pecahan botol, atau pisau
Tergores
dengan sukar oleh pisau
Tergores pisau
atau pecahan botol.
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
Tergores pisau
|
Sebagai perbandingan dari skala tersebut
di atas , maka di bawah ini akan disajikan beberapa alat penguji sederhan
standar kekerasan yaitu :
a.
Kuku jari manusia, H=2,5
Bilamana suatu mineral tidak tergores oleh kuku manusia tetapi oleh kawat
tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
Adalah warna mineral dalam bentuk bubuk atau serbuk. Hal ini dapat
diperoleh bila mineral digoreskan pada keping porselen, atau dengan menumbuk
mineral hingga menjadi bubuk, kemudian warna bubuk itu diamati. Gores atau
cerat dapat sama atau berbeda dengan warna mineral. Umumnya warna gores tetap
walaupun warna mineralnya berubah-ubah.
Contohnya :
a. Pirit, berwarna kekemasan
namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan cerat berwarna
hitam.
b. Hematite, berwarna merah
namun jika digoreskan pada plat porselin akan meninggalkan cerat berwarna merah
kecoklatan.
c.
Augite, ceratnya berwarna
abu-abu.
d.
Orthoklas, ceratnya berwarna
putih.
Belahan adalah kecenderungan dari beberapa mineral untuk pecah
atau membelah melalui bidang lemah yang
terdapat pada struktur kristalnya. Yang dimaksud dengan
belah di sini adalah bila mineral dipukul
tidak hancur tetapi terbelah-belah melalui bidang-bidang belah yang licin.
Bidang belahan umumnya sejajar dengan bidang tertentu dari mineral tersebut.
Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
Bila mineral mudah terbelah melalui arah belahan yang merupakan bidang
yang rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya. Contohnya
muscovite, calcite, galena, halite.
Bila mineral mudah terbelah melalui bidang
belahannya yang rata, tetapi dapat juga terbelah tidak melalui bidang
belahannya. Contohnya: feldspar, augite, hyperstene, diopsite, rhodonite.
Bila bidang belahan mineral dapat terlihat
jelas, tetapi mineral tersebut sukar membelah melalui bidang belahannya dan
tidak rata. Contohnya: hornblende, feldspar, staurolite, scapolite, , anglesite,
scheelite.
4.
Tidak jelas (indistinct)
Bila arah belahan mineral masih terlihat,
tetapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan sama besar. Contohnya:
platina, beryl, gold, corondum, magnetite.
5.
Tidak sempurna (imperfect)
Bila mineral sudah tidak terlihat arah
belahannya, dan mineral akan pecah dengan permukaan yang tidak rata. Contohnya:
apatite, cassiterite, native sulphu
Berdasarkan banyaknya belahan pada mineral, belahan
dapat dibagi menjadi :
a. Belahan
1 arah, contohnya muskovit.
b. Belahan
2 arah saling tegak lurus, contohnya feldspar.
c. Belahan
2 arah tidak saling tegak lurus, contohnya amphibol.
d. Belahan
3 arah saling tegak lurus, contohnya halit, galena.
e. Belahan
3 arah tidak saling tegak lurus, contohnya kalsit.
f. Belahan
4 arah, contohnya flourit.
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak
rata dan tidak teratur. Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang
melampaui batas plastisitas dan elastisitasnya maka mineral tersebut akan
pecah.
Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1.
Pecahan konkoidal
(Conchoidal)
Pecahan yang memperlihatkan gelombang yang melengkung di
permukaan. Bentuknya menyerupai pecahan botol atau kulit bawang. Contohnya:
quartz, cerrusite, anglesite, obsidian, rutile, zincite.
2.
Pecahan berserat/fibrus (Splintery)
Pecahan mineral yang menunjukkan kenampakan seperti serat. Pecahan mineral yang hancur
menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang atau berserabut. Contohnya
asbes, augit, fluorite, anhydrite, antigoite, hipersten, sepertine.
3.
Pecahan tidak rata (Uneven)
Pecahan mineral yang memperlihatkan permukaan bidang pecahnya tidak teratur dan
kasar dengan ujung-ujung yang runcing. Contohnya: calcite, garnet, hematite,
kalkopirit, magnetit, marcasite, chromite, orthoclas, rutile, rhodonite.
Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan
ujung pecahan masih mendekati bidang datar. Contohnya lempung, biotite, talc,
muscovite.
5.
Pecahan Runcing (Hacly)
Pecahan mineral yang permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-runcing. Contohnya:
mineral kelompok logam murni.
6.
Pecahan tanah (Earthy)
Pecahan mineral yang hancur seperti tanah. Contohnya: kaolin,
biotite, muscovite, talc.
Daya Tahan Terhadap Pukulan (Tenacity)
Tenacity
adalah reaksi mineral terhadap gaya yang mengenainya, seperti penekanan,
pemotongan, pembengkokan, pematahan, pemukulan, ataupun penghancuran. Tenacity dapat dibedakan menjadi :
Apabila
mineral mudah hancur menjadi tepung halus. Contohnya: calcite, quartz,
marcasite, hematite.
2. Dapat Diiris (Sectile)
Apabila
mineral mudah dipotong dengan pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Contohnya: gypsum, cerargyrite.
3. Dapat Dipintal (Ductile)
Dapat ditarik dan diulur seperti kawat. Bila ditarik akan
menjadi panjang, dan apabila dilepaskan akan kembali seperti semula. Contohnya:
silver, copper, olivine, cerrargyrite.
4. Dapat Ditempa (Malleable)
Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contohnya: gold, copper.
Dapat
merenggang bila ditarik, dan akan kembali seperti semula bila dilepaskan.
Contohnya: talc, gypsum, mica.
Apabila
mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah. Contohnya: muscovite,
hematite tipis.
Berat Jenis (Spesific
Gravity)
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu
mineral dibandingkan dengan berat air pada volume yang sama. Cara yang umum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih
dahulu, misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan
di dalam air, misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam
air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan
volume butir mineral tersebut.
Rumus perhitungan berat jenis yaitu :
Selain menggunakan rumus perhitungan di atas, berat jenis
juga dapat dihitung dengan cara :
Mineral ditimbang,
misal beratnya = G gram. Piknometer penuh air dan mineral (diluar piknometer)
bersama-sama ditimbang beratnya = p gram. Piknometer penuh air dimasuki mineral
kemudian ditimbang beratnya = q gram.
Berat air yang tumpah =
(p-q) gram.
Volume air yang tumpah
= (p-q) cm3.
Jadi berat jenis
mineral =
gram/cm3
Mineral ditimbang misal
beratnya =G gram.
Mineral diukur
volumenya dengan gelas ukur misalnya = V cm3.
Jadi berat jenis
mineral =
gram/cm3
Dilapangan agak sulit menentukan dengan pasti berat
jenis mineral, biasanya dengan perkiraan yaitu berat, sedang atau ringan.
Beberapa mineral yang dapat dipakai sebagai perbandingan misalnya ; silikat,
karbonat, sulfat dan halide yang memiliki berat jenis berkisar antara 2,2 – 4,0
gram/cm3 serta bijih logam,
termasuk sulfide, dan oksida yang memiliki berat jenis berkisar antara 4,5 –
7,5 gram/cm3.
Kemagnitan adalah sifat mineral terhadap
gaya tarik magnit. Mineral dikatakan sebagai Ferromagnetik bilamana
mineral dengan mudah tertarik gaya magnetik, seperti mineral Magnetit dan
Pyrrotite. Mineral-mineral yang menolak gaya magnit disebut mineral Diamagnetik, dan mineral yang hanya tertarik lemah dikatakan sebagai Paramagnetik.
Untuk
melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak, kita gantungkan
pada seutas benang sebuah magnit dan dengan sedikit demi sedikit mineral kita
dekatkan padanya. Bila benang bergerak mendekatinya berarti mineral tersebut
Magnetik. Kuat tidaknya bisa terlihat dari
besar kecilnya sudut yang dibuat benang tersebut dengan garis vertkal.
Rasa
dan Bau (Taste and Odor)
Rasa
hanya dijumpai oleh mineral-mineral yang bersifat cair seperti :
a. Astringet : rasa yang pada umumnya dimiliki oleh sejenis
logam
b. Sweetist astringet : rasa seperti pada tawas
c. Saline : rasa yang dimiliki garam
d. Alkaline : rasa seperti pada soda
e. Bitter : rasa seperti rasa garam pahit
f. Cooling : rasa seperti rasa sendawa
g. Sour : rasa seperti asam belerang
Bau
(odor) dapat diketahui melalui
gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile melalui
pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau (odor) akan menjadi ciri yang khas dari
suatu mineral. Contohnya :
a. Alliaceous : bau seperti bawang
b. Sulphurous : bau belerang yang sangat menyengat
c. Bituminous : bau seperti bau aspal
d. Fetid : bau seperti telur busuk
e. Argillaceous : bau seperti lempung basah
Transparansi
menggambarkan seberapa baik cahaya melewati sampel mineral. Derajat ketransparanan mineral ini dibedakan menjadi :
Mineral-mineral yang tembus pandang sehingga suatu obyek
dapat terlihat jelas melalui cahaya yang menembus potongan mineral tersebut.
Contohnya kuarsa.
2. Sub-Transparan Mineral
Mineral-mineral yang tidak terlalu tembus pandang
sehingga obyek sulit terlihat.
Mineral-mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus
pandang atau obyek tidak terlihat. Contohnya kalsedon, gipsum dan kadang-kadang
opal.
4. Sub- Translucent Mineral
Mineral-mineral yang hanya dapat meneruskan cahaya hanya
pada tepi kristal.
Mineral-mineral yang tidak tembus cahaya dan tidak tembus
pandang atau obyek tidak terlihat. Mineral-mineral ini permukaannya memiliki
kilau metalik, dan meninggalkan bekas hitam atau gelap. Contohnya logam-logam
mulia, belerang, ferric oksida.
0 komentar:
Posting Komentar