Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk
karena proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini
kekar merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan.
Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi
melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak. Jika
ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar disebut
terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya sampai
beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagai kekar
(Gambar 5).
Pada suatu batuan yang sama dalam daerah yang relatif kecil
sering terdapat beberapa pasang kekar yang berbeda (sistem kekar). Kekar-kekar
yang mempunyai orientasi (jurus dan kemiringan) sama disebut sebagai satu set
kekar. Dalam suatu sistem kekar bisa terdapat lebih dari satu set kekar.
Gambar 5. Sketsa
sistem kekar dan bidang kekar.
Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang,
licin, dll, tergantung pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan
jenis gaya yang bekerja padanya. Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukuran
kekar (persistensi), kekasaran bidang kekar, bukaan kekar (separation),
isi bukaan kekar (infilling), ada/tidaknya air pada kekar, besar aliran
air pada sistem kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah
set kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar